diary part#2 semoga Ir. Soekarnotenang di alam sana, melihat negara yang dibangunnya jauh berbeda dengan mimpinya

APA IMPIANKU UNTUK INDONESIA?

Bermimpilah setinggi langit  .

Jika kau jatuh, maka kau akan jatuh di antara bintang bintang

Kata bijak itu adalah CPU utama saya untuk bermimpi, sebuah kata bijak yang di gagas oleh arsitek terhebat Indonesia, siapa lagi kalau bukan IR. Soekarno. Mimpi telah membawa saya berkelana jauh ke tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, ke zona yang selama ini tak pernah ada di dunia sebelumnya. Mimpi itu punya enrgi dahsyat di dalamnya.

Belakangan ini saya baru sadar, kenapa presiden pertama itu memborbardirkan kata bijak yang berisi seruan mengajak generasi muda untuk selalu bermimpi setinggi langit. Kalian tahu kenapa? Karena tanpa mimpi dan harapan besar dari pendahulu kita, mungkin Negara Indonesia tidak akan terwujud hingga sekarang . berkibarnya merah putih di ujung tiang bendera tak lekag dari impian dan perjuangan pemuda masa itu. Tanpa mimpi tak akan ada harapan, tanpa harapan maka tak akan ada perubahan.

Ku pandang lekat lekat hamparan air laut yang serasa tak berujung, ku pejamkan mata agar aku bisa merasakan tarian angina di telinga ku. Tiba tiba imajinasi membawa ku kembali pada impian kecil ku untuk Indonesia . andai pemuda Indonesia semuanya sadar betapa berharganaya warisan nusantara , betapa payah nya pendahulu kita membangun satu rumah besar yang kita diami hinga detik ini, betapa Indonesia sangat membutuhkan mereka, betapa mereka sangat menentukan nama baik dan harga diri bangsa Indonesia, saya yakin tak akan ada pemuda Indonesia yang membiarkan budaya asing dengan seenaknya menggusur kebudayaan warisan nenek moyang mereka, membiarkan moral asing merusak karakter pemuda bangsa dan membiarkan kekayaan nusantara ini di rampas bangsa lain. Iya, ini adalah impian kecil, karena aku tak ingin muluk muluk bermimpi Indonesia akan menjadi  se hebat Negara adi kuasa amerika . aku hanya ingin pemuda indonesia sadar kewajiban mereka sebagai penerus bangsa, Cuma itu saja. Karena saya yakin semua yang besar pasti di mulai dari hal kecil. Pemuda Indonesia mulai sekarang bisa membuat gerakan sadar budaya seperti MENUSA. Di sana kita menemukan kunci kecil yang akan membawa kita bisa pada kunci besar untuk perubahan Indonesia, andai semua pemuda Indonesia bisa seperti pengurus MENUSA yang begitu mencintai nusantranya. Saya yakin, Indonesia bisa menjadi Negara yang jauh lebih hebat dari Amerika. Bukankah seharusnya penerus bangsa  tak membiarkan bangsanya menjadi kuli, budak dan pembantu di Negara nya sendiri?. Kemanakah National Building yang di gagas presiden pertama 70 tahun lalu? Iya, yang bisa menjawabnya hanya kita, pemuda.

Saya tidak tahu, apakah IR.soekarno dan pejuang lainnya tenang di surga sana, melihat bangsa yang di perjuangkan selama ber abad-abad bersamaan dengan tumpah darah yang taka da habis nya kini porak poranda tanpa  ada pemuda yang sadar pentingnya warisan budaya. Negara hebat karena pemuda nya juga hebat, pemuda adalah tolak ukur kemajuan Negara, dan tanpa kita sadari , sekarang kita telah di jajah oleh orang orang yang syirik akan kekayaan Negara kita. Kita di jajah moral dan budayanya.semua itu sekali lagi karena pemudanya belum sadar akan pentingnya nilai nilai kebudayaan nusantara.

Jika kita intip nusantar kita ini, maka kita bisa menyimpulkan bahwa Indonesia ini adalah potret kecil surga, dimana di ceritakan di surga besok akan banyak mata air jernih mengalir di seluruh tempat. Bandingkan dengan Indonesia yang mempunya ribuan pulau yang menyebar di seluruh tempat. Di surga besok juga banyak tumbuhan yang asri berwarna hijau menyejukan mata. Bandingkan dengan Indonesia yang mempunyai kekayaan alam yang luar biasa di seluruh plosok. Itulah alasan kecil mengapa Negara kita mempunyai daya Tarik yang membuat orang luar begitu ingin merampas kekayaan Indonesia.pemuda, sekarang sadarlah bahwa kita lah satu satunya pewaris kekayaani itu, jadi jangan biarkan Negara lain sedikitpun mengambil kekayaanmu. J

*Ini hanya celotehan penulis saja,tanpa ada unsur perasaan ataupun sindiran