.

.

makalah perkembangan kognitif AUD

MAKALAH
“PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI”
ASPEK KOGNITIF DALAM PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI


Dosen Pengampu:
WIDAYATI, S.Pd.,M.Pd

Oleh:
Almas Fajrina Umu Farikha
Ninis Chairun Nisa
Rafelita Dwi Damayanti
Titik Muntiani
Yarnus Endama
Indira Irani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2016

KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahNya kepada kami, hingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik. Kami yakin bahwa makalah masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




Bangkalan, September 2016
             

Penyusun

           









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 5
BAB II  PEMBAHASAN............................................................................... 6
2.1 Definisi....................................................................................................... 6
2.2 Tahap Perkembangan.................................................................................. 6
2.3 Manfaat...................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun atau yang sedang berada pada masa golden age yaitu masa-masa dimana anak mampu menyerap informasi sangat tinggi. Ada juga yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses perubahan pada fisik seseorang atau bisa dikatakan bahwa pertumbuhan bersifat kuantitatif. Sedangkan perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi pada seseorang yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengamalan (menurut: Hurlock). Jadi pertumbuhan dan perkembangan adalah perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan yang bersifat holistic.
Perkembangan anak usia dini meliputi beberapa aspek diantaranya aspek pertumbuhan dan perkembangan motorik, aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan sosio emosional, aspek perkembangan bahasa, dan aspek perkembangan moral. Dalam makalah ini penulis hanya mengupas masalah mengenai aspek perkembangan kognitif pada anak usia dini.
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Perkembangan kognitif anak usia dini adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan karya yang dihargai dalam suaru kebudayaan.

1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan-pertanyaan penting yang dirumuskan dalam makalah ini diantaranya sebagai berikut:
1.      Apa definisi dari aspek kognitif pada perkembangan anak usia dini?
2.      Apa saja tahapan perkembangan anak usia dini pada aspek kognitif?
3.      Apa manfaat dari aspek kognitif pada perkembangan anak usia dini?

1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan-pertanyaan penting yang dirumuskan dalam makalah ini maka makalh ini bertujuan diantaranya sebagai berikut:
1.      Mengetahui definisi dari aspek kognitif pada perkembangan anak usia dini
2.      Mengetahui tahapan perkembangan anak usia dini pada aspek kognitif
3.      Mengetahui manfaat dari aspek kognitif pada perkembangan anak usia dini
























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Aspek Perkembangan Kognitif AUD
            Perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan bahasa (bahsa lisan maupun isyarat) seperti: memahami kata, mengeluatkan apa yang dia pikirkan, kemampuan logis, seperti memahami sebab akibat suatu kejadian.
Piaget dalam Allen (2010: 29) menyatakan bahwa perkembangan kognitif adalah proses interaksi yang berlangsung antara anak dan pandangan perseptual terhadap sebuah benda atau kejadian di suatu lingkungan. Menurut teori  Jean Piaget bahwa anak-anak membangun pengetahuan mereka melalui eksplorasi aktif terhadap lingkungannya. Menurut Piaget, empat tahapan utama dari perkembangan terjadi, mulai dari fase bayi dan berlanjut sampai usia akhir belasan. Tahap ini disebut sensorik-motorik, praoperasional, operasi kongkrit, dan operasi formal.
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Perkembangan kognitif anak usia dini adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan karya yang dihargai dalam suaru kebudayaan.

2.2 Tahap Perkembangan AUD
2.2.1 Tahap Sensori Motor
Tahap sensori motor yaitu sejak lahir hingga sekitar dua tahun dari masa bayi, adalah suatu periode dimana bayi dapat mengkoordinasikan input sensor dan kemampuan geraknya untuk membentuk skema perilaku yang memungkinkannya bergerak dalam lingkungan dan mengetahui lingkungannya. Selama dua tahun pertama juga, dari bergerak dengan reflek serta pengrtahuan yang sangat terbatas kepada pemecah masalah (problem solver) yang berencana dan  telah belajar banyak tentang dirinya, teman dekatnya, dan benda serta kejadian dalam dunianya sehari-hari. Drastisnya perkembangan kognitif bayi membuat Jean Piaget membagi periode sensori motor ke dalam 6 bagian dari organisme yang refleksif  menjadi organisme yang reflektif.
  1. Perkembangan Keterampilan Memecahkan Masalah
Bulan pertama hidup bayi adalah tahap kegiatan refleks yaitu suatu periode dimana perilaku bayi terbatas pada latihan reflek yang alami, menambah objek baru ke dalam skema reflektif, dan menghantarkan reflek kepada benda nyata.
a)           Reaksi Putaran Pertama (1-4 bulan)
Gerakan yang tidak diakibatkan olh reflek pertama muncul pada usia 1-4 bulan saat bayi menemukan beragam respon (karena ada kesempatan) yang dapat ia hasilkan dan kontrol (misalnya: menghisap jempol, membuat suara mendengkut). Itu merupakan contoh reaksi pengulangan pertama, selalu berpusat pada tubuh bayi sendiri. Disebut “pertama” karena merupakan kebiasaan gerak pertama yang muncul, dan disebut “putaran” karena karena kesenangan yang diakibatkanya merangsang pengulangan.
b)           Reaksi Putaran Kedua (4-8 bulan)
Antara usia 4-8 bulan bayi menemukan (karena ada kesempatan) bahwa ia dapat membuat sesuatu yang menarik pada suatu benda yang berada di luar tubuhnya, misalnya membuat bebek karet berdecit dengan memencetnya. Menurut Piaget, pada usia 4-8 bulan bayi tiba-tiba tertarik pada benda di luar tubuhnya. Hal ini nemandakan bahwa ia mulai membedakan dirinya dari bendayang dapat dikontrolnya, yang berada di lingkungan sekitarnya. Piaget mengemukakan bahwa reaksi putaran kedua bukan sepenuhnya respon yang dimaksud oleh anak karena hasilnya yang menarik disebabkan adanya kesempatan bukan tujuan yang direncanakan anak.
c)           Koordinasi skema ke-2 (8-12 bulan)
Respon yang direncanakan bayi muncul antara usia 8-12 bulan yaitu dalam sub tahap bayi mulai mengkoordinasikan dua atau lebih perilaku untuk mencapai benda sederhana. Contoh, bayi muli meletakkan mainan yang menarik dibawah bantal. Bayi mungkin akan mengangkat bantal dengan satu tangan dan menggunakan tangan lainnya untuk mengambil mainan tersebut, perilaku mengangkat bantal bukan respon yang menyenangkan, bukan pula dihasilkan oleh adanya kesempatan. Tetapi ini adalah bagian yang lebih luas dari koordinasi skema kedua dimana dua respon terdahulu yang tidak berhubungan, yaitu mengangkat dan mengambil, terkoordinasi sebagai “maksud” dan “tujuan akhir”.
d)          Reaksi putaran ke-3 (12-18 bulan)
Antara  usia 12-18 bulan, anak toddler mulai secara aktif bereksperimen dengan benda dan mencoba menemukan secara keseluruhan metode pemecahan masalah yang baru atau menghasilkan kembali hasil yang mernarik. Sebagai contoh, seorang bayi yang memencet bebek plastik untuk pertama kalinya agar berbunyi, mungkin sekarang memutuskan  untuk menjatuhkannya, menginjaknya, dan menekannya dengan bantal, ini utuk melihat apakah perbuatan seerti itu mempunyai akibat yang sama atau berbeda pada mainan tersebut.dia mungkin belajar dari eksplorasi yang dilakukannya. Meskipun kemajuan baru dalam perkembangan kognitif ini mungkin kurang membuat orang tua bergairah, namun skema eksplorasi trial-and-error (coba ralat) yang disebut Reaksi Putaran Ketiga, menggambarkan keingintahuan seorang bayi yang bersifat aktif dan memiliki motivasi yang kuat untuk belajar tentang bagaimana sesuatu terjadi.
e)           Pemecahan Masalah Simbolis (18-24 bulan)
Pencapaian terbesar dari tahap sensori motor muncul ketika anak toddler mulai menginternalisasi skema perilakunya untuk membantuk mental simbolis atau imajinasi, untuk memberikan petujuk perbuatan di masa mendatang. Sekarang bayi dapat bereksperimen secara mental dan mungkin menunjukkan semacam insight, yaitu bagaiman memecahkan masalah.
  1. Perkembangan Imitasi (Peniruan)
Piaget menemukan adanya adaptasi peniruan yang signifikasi (bermakna), dan dia tertarik pada perkembangan adaptasi peniruan tersebut. Pengamatannya mengarahkannya pada keyakinan bahwa bayi tidak mampu meniru respon yang asli yang ditunjukkan oleh contoh hingga usia 8-12 bulan. Akan tetapi, skema peniruan bayi ini tidak akurat seperti yang dicontohkan. Peniruan yang akurat terhadap kejadian respon yang paling sederhana, mungkin akan memerlukan ratusan contoh latihan sebelum bayi berusia 8-12 bulan.
Menurut Piaget, peniruan yang tertunda yaitu kemampuan melakukan kembali perilaku yang telah lama dicontohkan, pertama kali akan muncul pada usia 18-24 bulan. Piaget meyakini bahwa bayi yang lebih tua mampu melakukan peniruan yang tertunda karena mereka kini membangun mental simbolis, atau imajinasi dari perilaku contoh yang tersimpan dalam memori dan dimunculkan kembali di waktu lain untuk memandu perilakunya tersebut.
  1. Perkembangan Ketetapan Benda
Perkembangan ketetapan benda adalahsuatu pemikiran bahwa benda tetap ada ketika benda tersebut tidak lagi dapat terlihat atau terdeteksi oleh indra lainnya. Piaget dan ahli lainnya menemukan bahwa bayi berusia 4-8 bulan tidak akan mencari benda yang tersembunyi dari penglihatannya. Pada usia 4-8 bulan, bayi akan muncul kembali (dalam ingatan) mainan yang sebagian sisinya disembunyikan atau ditempatkan di bawah tutup transparan, tetapi ia terus-menerus gagal mencari benda yang seluruhnya disembunyikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Piaget bahwa, dari sudut pandang bayi, benda yang hilang, berarti sudah tidak ada lagi. Tanda yang lebih jelas dari munculnya konsep benda, terlihat pada bayi usia 8-12 bulan. Akan tetapi, konsep ketetapan benda masih jauh dari sempurna,
  1. Evaluasi Tahap Sensori Motor dari Teori Piaget
Pencapaian intelektual anak selama periode sensori motor benar-benar terlihat. Dalam waktu 2 tahun yang singkat, anak telah berkembang dan refleksif dan makhluk yang tidak bergerak kepada pemikir yang terencana yang dapat bergerak sendiri, memecahkan masalah dikepalanya, dan bahkan mengkomunikasikan kepada pemikirannya kepada temannya. “Penunda peniruan” muncul lebih awal dari yang telah dikatakan Piaget, dan bayi yang masih sangat muda mengetahui lebih banyak tentang benda dari pada yang diperkirakan orang dewasa padanya.

2.2.2 Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Menurut Piaget, defisiensi yang paling terlihat dalam periode praoperasional adalah egosentrisme, yaitu kecenderungan melihat dunia dari sudut pandangnnya sendiri dan kesulitan mengenali sudut pandang orang lain. Sering kali anak usia 3-4 tahun mengatakan bahwa orang lain akan melihat persis seperti apa yang dia lihat, sehingga gagal mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Akhirnya Piaget menyatakan bahwa egosentris anak terfokus pada cara berpikir yang muncul yang membuatnya hampir tidak mungkin membedakan sesuatu yang muncul dari realitas.
Ketika anak memasuki tahap praoperasional, kita dapat melihat peningkatan yang drastis dalam penggunaan mental simbolnya (kata-kata dan imajinasi) untuk menggambarkan benda, situasi, dan kejadian. Pada dasarnya, suatu simbol adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Piaget membagi periode praoperasional menjadi dua sub tahap: periode prakonseptual (2-4 tahun) dan periode intuitif (4-7 tahun).
a)      Periode prakonseptual
Periode ini ditandai dengan munculnya sistem-sistem lambang seperti bahasa. Pada periode ini anak mengembangkan kemampuan untuk menggambarkan secara mental suatu objek yang tidak dapat dilihat dengan suatu objek lain.
            b) Periode Instuitif
            Menurut Piaget pemikiran anak usia 4-7 tahun berkembang pesat secara bertahap kearah konseptualitas. Dalam hal ini seorang anak masih mengambil keputusan hanya dengan aturan-aturan intuitif yang masih mirip dengan tahap sensimotor.

2.3 Manfaat Aspek kognitif
            Aspek kognitif mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:
a)      Memberikan wawasan dan imajinasi pada anak.
b)      Memberi rangsangan sensorik dan motorik otak anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
c)      Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan pada anak..
d)     Dapat mengekspesikan pikiran dan ide.
e)      Dapat mengenali warna.
f)       Dapat memahami perbedaan rasa.

           
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
  1. Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Perkembangan kognitif anak usia dini adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan karya yang dihargai dalam suaru kebudayaan.
  2. Tahap perkembangan AUD diantaranya yaitu tahap sensorimotor dan tahap praoperasional. Tahap sensori motor yaitu sejak lahir hingga sekitar dua tahun dari masa bayi, adalah suatu periode dimana bayi dapat mengkoordinasikan input sensor dan kemampuan geraknya untuk membentuk skema perilaku yang memungkinkannya bergerak dalam lingkungan dan mengetahui lingkungannya. Sedangkan, tahap praoperasional adalah tahap dimana anak memiliki karakter egosentrisme, yaitu kecenderungan melihat dunia dari sudut pandangnnya sendiri dan kesulitan mengenali sudut pandang orang lain. Sering kali anak usia 3-4 tahun mengatakan bahwa orang lain akan melihat persis seperti apa yang dia lihat, sehingga gagal mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
  3. Manfaat dari aspek perkembangan kognitif antara lain, memberi wawasan dan imajinasi pada anak, memberi rangsangan sensorik dan motorik, mencapai keberhasilan pendidikan, mengekspresikan ide dan pikiran, mengenali warna, dan memahami perbedaan rasa.

3.2 Saran
Pengajar dan orang tua sebaiknya memahami perkembangan kognitif pada anak usia dini, sehingga mampu memilih metode pengasuhan yang tepat. Anak usia dini butuh perhatian yang tepat dalam proses belajarnya sehingga ia dapet berkembang di sekolah dan di kehidupannya sehari-hari sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta:Kencana Prenada Media Grup, 2012), h. 47
Fridani Lara, Wulan Sri, Astuti Indah Sri, (2008). Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Aisyah, Siti. (2007). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.


0 komentar:

Posting Komentar

"Silahkan Berkomentar Susuai Topik atau Artikel di Atas Terimakasih"

Transparent Sexy Pink Heart